Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Potret Kemiskinan Di Lombok Barat,Cerita Pasutri Lansia Yang Tinggal Di Gubug Tua,Miskin Dan Sakit-Sakitan.

Amak Bangkol bersama kadus sayong Pendem Desa Cendi Manik Kec.Sekotong Kab.Lombok Barat. 
Kimsekotong.com,-ketimpangan sosial antara kaya dan miskin perlu menjadi perhatian setiap para penentu kebijakan.Sebab mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,merupakan tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus di upayakan. 
Seperti yang dialami pasangan suami istri (Pasutri) Amaq Bangkol  dan Inaq Bangkol, asal Dusun Sayong Pendem Desa Cendi Manik Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat. Pasutri lansia tersebut tinggal di sebuah gubuk tua,bersebelahan dengan Perkebenunan warga.
Pasutri tersebut tinggal di gubuk reyot berukuran 4x3 meter ,berdinding bambu dan beratapkan alang-alang.Beberapa bagian gubug terlihat berlubang,sehingga di tutup oleh terpal bekas atau banner hasil pemberian warga.Mereka pun menghabiskan masa tuanya,bersama menikmati sisa usia berbalut derita.
Di sebuah rumah panggung tak layak huni, pasutri lansia asal dusun pendem  tersebut mendapat pasokan listrik seadanya.Terkadang, jika tidak ada listrik, mereka memanfaatkan lilin."Lebih dari Dua puluh tahun tinggal di sini hidup seadanya karena tidak mampu membangun rumah," kata Abdul Hariz,Kadus Sayong Pendem, Minggu, 2 Agustus 2020.
Gubug tua tempat Amak Bangkol dan Inak Bangkol tinggal sehari hari. 
Amaq Bangkol mengaku, sebelum sakit melandanya, selama ini dia bekerja serabutan.Hasil dari bekerja serabutannya itu tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga yang harganya semakin tak terjangkau. Sehingga ia meminta minta belas kasihan kepada tetangga sekitar bahkan dari luar desa.
Amaq Bangkol mengatakan, upah yang didapat dari hasil kerja serabutannya itu hanya cukup untuk makan sehari.Akhirnya ia pun terpaksa berutang ke warung atau tetangga, jika tidak mendapat upah kerja.Setelah menderita lumpuh,kini Amak Bangkol tidak lagi bekerja.Namun beruntung ada isterinya yang mengurusi makan dan mencari nafkah.Bahkan untuk buang air besar dan kecilpun,ia dibantu isteri tercintanya.Pasutri ini tidak memiliki anak,sebab Bangkol (Mandul) merupakan sebutan yang di sematkan kepada pasangan suami istri yang tidak memiliki keturunan alias mandul.(nhr).

Posting Komentar untuk "Potret Kemiskinan Di Lombok Barat,Cerita Pasutri Lansia Yang Tinggal Di Gubug Tua,Miskin Dan Sakit-Sakitan."