Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Habis Sepi Terbitlah Tagar #AyoKembaliKeSenggigi.

Giri Menang, 14 September 2020. Senggigi adalah icon wisata bukan hanya dikenal di Pulau Lombok dan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), tetapi juga di tataran nasional bahkan internasional. Namun, kemunculan pandemi dunia Covid-19 menyebabkan Senggigi sepi pengunjung.

Tetapi Pemerintah Kabupaten Lombok Barat melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Barat (Lobar), beberapa organisasi perangkat daerah (OPD), para pelaku wisata serta masyarakat Senggigi tidak tinggal diam.Beragam upaya maksimal di lakukan untuk menarik kembali kunjungan wisatawan ke Senggigi.

Salah satunya melalui gerakan berbentuk hastag #AyoKembaliKeSenggigi yang di lounching Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid, Minggu, (13/9).“Kita launching gerakan “#AyoKembaliKeSenggigi” dengan memperhatikan protokol kesehatan Covid-19.  Pariwisata harus tetap hidup, harus tetap jalan, harus tetap ramai, tetapi juga kesehatan tidak boleh kita abaikan,” ujar bupati di hadapan tidak kurang dari 500 orang peserta senam Zumba yang mengiringi acara lounching.

Kepala Dispar Lobar, H. Saepul Akhkam ditemui media ini di lokasi acara mengatakan #AyoKembaliKeSenggigi merupakan ikhtiar sekaligus ‘investasi’ untuk mengembalikan Senggigi yang dulu ramai pengunjung.“Senggigi terus-menerus, sampai akhir tahun (2020) kita menganggap kita berinvestasi seluruhnya, warga Senggigi berinvestasi untuk melakukan promosi untuk menghastag-kan #AyoKembaliKeSenggigi. Hasilnya nanti kita lihat dengan perkembangan global Covid-19,” ujar Akhkam optimis.

Menurut Akhkam, launching #AyoKembaliKeSenggigi melalui Senam Zumba memiliki tiga tujuan. Tujuan pertama yaitu memastikan konsolidasi dan semangat senasib dan sepenanggungan para pelaku wisata yang ada di Senggigi untuk bisa bangkit. Kedua, upaya mensosialiasikan semua kegiatan harus ada inspeksi terhadap protokol kesehatan Covid-19 dengan pemberlakuan SOP yang ketat.
“Tujuan ketiga yaitu menjadi suara kepariwisataan secara umum untuk mulai di tengah pandemi harus kreatif. Sport tourism, olaharaga yang dibungkus dengan kepariwisataan menjadi salah satu jalan keluar untuk promosi kepariwisataan kita,” kata Akhkam menyebut tujuan ketiga yang dimaksud.

Dikatakan Akhkam, pandemi Covid-19 tidak ada yang tahu dengan pasti kapan berakhirnya. Namun, kondisi tersebut tidak semestinya mematikan upaya untuk selalu mempromosikan potensi-potensi wisata.Bahkan, lanjut Akhkam, khusus untuk Senggigi tahun depan direncanakan dibentuk Destination Management Organisation (DMO) yaitu pengelolaan kawasan Senggigi yang berkolaborasi dengan multipihak: para pelaku kepariwisataan, industri kepariwisataan, dan masyarakat.“Harapan kita DMO ini komposisinya 60%:40%, atau 70%:30%, yaitu 70%-nya adalah swasta yang berasal dari masyarakat, dan para pelaku industri, sedangkan 30% hanya unsur pemerintah,” kata Akhkam.

“Karena bagaimanapun kolaborasi kepariwisataan ini sangat penting untuk distrukturalkan. Dengan strukturisasi seperti itu kita akan membuat langkah-langkah kita menuju penataan Senggigi menjadi lebih terlembagakan,” sebut mantan Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Lobar ini.(sid)