Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Nyata Pak Suraidin,Guru Perintis SD Terpencil Sekotong Tengah Era 1980-an.

KIM Sekotong,-Membayangkan sekotong pada era tahun 1980-an,tentu tidak seperti melihat sekotong saat ini.Bagaimana dahulu fasilitas-fasilitas umum masih sangat kurang,dan sarana transportasi pun sangat terbatas.Listrik hanya bisa dinikmati oleh warga di sebagian wilayah.

Kehidupan masyarakat yang miskin,kumuh dan terbelakang,tentu menjadi sebuah cerita yang tak terlupakan oleh generasi yang lahir era 19760-1980-an.Dan salah satu kisah nyata yang kami angkat saat ini yaitu perjuangan para guru perintis sekolah terpencil di SDN 5 Desa Sekotong Tengah pada tahun 1980-an.

"Pada tahun 1984 kami bertiga saat itu,yaitu saya bersama Pak Muksin dan Pak Nasir yang pertamakali ditugaskan untuk merintis sekolah ini,"tutur Pak Suraidin,S.Pd memulai kisahnya."Sebagai kepala sekolah pertama yaitu Pak Muhsin yang menjabat sekitar 14 tahun,"lanjut guru kelahiran Bima pada tahun 1976 ini.

Melanjutkan kisahnya,Pak Suraidin menuturkan bahwa pada awal beliau dan kawan kawannya bertugas sebagai guru perintis di daerah terpencil yang terletak di daerah perbukitan Desa Sekotong Tengah ini,tak semudah seperti  keadaan sekarang.

"Dulu ketika kami berangkat dari Gerung atau Mataram,harus berangkat jam empat sore.Karena truk yang menuju Sekotong dan Pelangan hanya ada pada jam 4 sore.Lewat dari waktu itu tidak ada lagi tumpangan,"ujarnya.

"Sesampainya di pertigaan sekotong,kami turun karena truknya akan melanjutkan ke Pelangan.Dari pertigaan Sekotong kami kemudian berjalan kaki sekitar 10 kilometer menuju tempat ini,"cerita pak guru Suraidin yang kini  menjabat sebagai pengawas pembina Dikbud Lombok Barat tersebut.

SDN 5 Sekotong Tengah Lombok Barat

Dihadapan murid muridnya saat itu, ketika beliau diundang hadir pada rapat persiapan pisah kenang kepala sekolah SDN 5 Sekotong Tengah,Kamis (21/7/2022).

Pak Suraidin banyak mengisahkan bagaimana ia dan rekan rekan sesama guru perintis saat itu,berjalan kaki sambil menenteng jerigen berisi minyak tanah.Menyusuri jalanan berbatu dengan semak semak belukar di sepanjang pinggir jalan.Melewati sungai yang dalam karena belum ada jembatan penyeberangan.

"Sesampainya di Dusun Telaga Lebur,kami melewati sungai yang dalam.Dengan sangat terpaksa celana panjang harus kami lepas,dan menyeberangi sungai sambil menjunjung tas ransel,"ujar guru yang pernah mengajar selama 16 tahun di SDN 5 Sekotong Tengah ini.

Perjalanan dari rumah ke tempat tugas para guru perintis ini,terkadang dilakukan sekali dalam seminggu.Dan mereka turun hanya pada hari pasaran sekotong yaitu Hari Sabtu untuk membeli minyak tanah."Dan beliau beliau ini merupakan murid angkatan pertama dan kedua,mungkin dulu pernah kami minta untuk bawa jerigen untuk membeli minyak tanah ke pasar sekotong,"ujarnya.

Pak Guru Suraidin,S.Pd.
Perkataan Guru Suraidin tersebut di iyakan oleh Rahman Kadus Loang Batu Selatan,Fathurrahman Kadus Loang Batu Utara,Nurdin Kadus Lebah Suren,Fathurrahman Kadus Serero Barat,Nurhat Kadus Serero Timur Dan M.Aminullah Anggota BPD Sekotong Tengah yang merupakan alumni SDN 5 Sekotong Tengah.

"Saya merasa terharu dan bangga melihat anak anak didik saya sekarang ini bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat.Menjadi pemimpin wilayah,satu rekan kerja dan satu alumni SDN 5 Sekotong Tengah,Alhamdulillah,"ujar ASN yang akan memasuki masa pensiun pada pertengahan tahun 2023 ini.

SDN 5 Sekotong Tengah terletak di daerah perbukitan terpencil Di Dusun Loang Batu.Sumber murid SDN 5 Sekotong Tengah berasal dari Dusun Loang Batu,Serero dan Lebah Suren. Selayaknya sekolah sekolah dasar ditempat lainnya.Sekolah ini memiliki beberapa gedung belajar dan sejumlah fasilitas belajar yang cukup layak.

Namun akses jalan ke lokasi sekolah ini yang sangat memprihatinkan.Hanya ada jalan kerikil berbatu dan sempit yang menanjak dan turun,setiap hari dilewati oleh para guru dan murid yang mengajar ditempat ini.Para guru ASN ini sebagian besar berasal dari luar Kecamatan Sekotong seperti Kecamatan Lembar,Gerung dan Kediri.

Sementara itu lebih dari 100 siswa yang berjalan kaki menempuh jarak sekitar 1 hingga 2 kilometer setiap hari untuk pergi sekolah.Hal itu karena penduduk yang ada di daerah ini bermukim secara terpisah dengan jarak cukup jauh antar warga.

Meski demikian,semangat menuntut ilmu para siswa SDN 5 Sekotong Tengah tak terkalahkan oleh kondisi lingkungan sekitarnya.Sebagaimana semangat itu ditunjukkan oleh Pak Guru Suraidin dan rekan rekan guru perintis di awal berdirinya SDN 5 Sekotong Tengah Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat.

"Insya allah nama Pak Guru Suraidin dan guru guru kami yang lain,meskipun beliau beliau sudah berpindah tugas namun tak akan terlupakan dari ingatan dan kenangan warga masyarakat Loang Batu dan sekitarnya,terima kasih pak guruku,"ucap Kadus Rahman mewakili teman temannya.(sid).


1 komentar untuk "Kisah Nyata Pak Suraidin,Guru Perintis SD Terpencil Sekotong Tengah Era 1980-an."

Unknown 23 Juli 2022 pukul 01.34 Hapus Komentar
Masyaallah wsbarakallah ini menjadi motivasi bagi kami, sehat selalu pak pengawas, mantap